Latar Belakang
Keberadaan cerita
rakyat adalah bukti adanya peradaban manusia dalam rekonstruksi masa lalu. Rekaman
masa lalu itu mengungkap nilai-nilai moral, sosial, agama, adat-istiadat, dan
peribahasa dari masyarakat pada zamannya. Tidak mengherankan jika cerita rakyat
dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam meneliti sejarah masa lalu.
Cerita rakyat dibagi
ke dalam 3 golongan besar, yaitu: (1) mite, (2) legenda, dan (3)
dongeng (Bascom, 1965b:4). Mite adalah cerita yang dianggap
sungguh-sungguh pernah terjadi dan bersifat suci. Mite ditokohkan oleh para
dewa atau makhluk setengah dewa. Sementara itu, legenda dianggap cerita yang
pernah sungguh-sungguh terjadi, tetapi tidak bersifat suci. Tokoh legenda
adalah manusia yang memiliki sifat-sifat luar biasa. Terakhir, dongeng adalah
cerita yang dianggap sungguh-sungguh pernah terjadi. Setiap daerah di Indonesia
memiliki kekayaan cerita rakyat yang mengandung nilai sosial dan budaya masyarakatnya.
Di Kalimantan Timur berkembang beragam cerita rakyat, misalnya “Pantun Legenda
Gua Kombeng”, “Asal-Usul Kerajaan Sadurangas”, “Kutukan Sang Kudungga”, “Ayus
dan Silu”, “Lahirnya Putri Petung”, “Puan Si Taddung”, dan lain-lain.
Cerita rakyat mengalami transformasi dalam bentuk dan substansi sesuai
dengan perubahan zaman. Perubahan zaman itu juga menyebabkan semakin
berkurangnya penutur/pemilik cerita rakyat karena gencarnya arus globalisasi
yang lebih mengedepankan hiburan audiovisual dan multimedia. Tidak adanya
regenerasi dalam pola pewarisan memosisikan cerita rakyat semakin
terpinggirkan. Pada saat ini semakin jarang kita temui orang tua yang
mendongeng kepada anaknya. Buku-buku cerita rakyat pun jarang dimasyarakatkan,
baik melalui materi-materi di sekolah maupun di toko-toko buku. Oleh karena
itu, perlu ada kegiatan yang dapat menstimulus kecintaan masyarakat, khususnya
generasi muda terhadap cerita rakyat.
Dalam upaya mengembangkan dan membina bahasa dan sastra Indonesia,
Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur akan
mengadakan “Lomba Penulisan Cerita Rakyat untuk Siswa SLTA Se-Kaltim 2013”.
Persyaratan
a. Siswa SLTA di Kalimantan Timur.
b.
Cerita rakyat Kalimantan Timur (bukan terjemahan
atau jiplakan, baik dari
buku, internet, maupun sumber-sumber yang lain), belum pernah diterbitkan atau dipublikasikan, dan belum pernah
diikutsertakan dalam lomba apa pun.
c.
Cerita rakyat ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d.
Isi cerita tidak mengandung unsur pornografi dan
tidak berpotensi menimbulkan konflik yang berkaitan dengan SARA.
e.
Naskah
diketik dengan spasi 1,5, di atas kertas ukuran A4, dengan huruf Times New Roman. Batas atas dan kiri 4
cm, tepi bawah dan kanan 3 cm , 5—10 halaman.
f.
Naskah
dikirim sebanyak tiga rangkap kepada panitia paling lambat 1
Oktober 2013 (cap pos).
g.
Naskah
harus disertai surat pengantar dari sekolah dengan biodata penulis yang mencantumkan alamat dan nomor telepon
yang dapat dihubungi/mengisi lembar pendaftaran yang telah tercantum di leaflet.
h.
Naskah
yang masuk ke Panitia menjadi milik Panitia dan direncanakan terbit pada
tahun 2014.
i.
Naskah cerita
dapat diserahkan langsung pada jam kerja atau dikirimkan melalui pos kepada
panitia dengan alamat Kantor Bahasa
Provinsi Kalimantan Timur, Jalan Batu Cermin No. 25 Samarinda 75119, Telepon/Faksimile
(0541) 250256.
Penilaian
Penilaian dan penentuan pemenang dilakukan
oleh tim juri yang terdiri atas akademisi dan sastrawan.
Penilaian mencakup isi, teknik penulisan, dan
bahasa.
Putusan juri tidak dapat diganggu gugat dan
tidak diadakan surat-menyurat.
Pengumuman
Pemenang akan dihubungi langsung melalui telepon dan diumumkan di
media massa.
Hadiah
Tiga belas naskah cerita rakyat terbaik akan memperoleh penghargaan sebagai
berikut.
Juara I : Uang pembinaan Rp1.500.000,00, piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Juara II : Uang pembinaan Rp1.250.000,00, piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Juara III : Uang pembinaan Rp1.000.000,00, piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Harapan I : Uang pembinaan Rp750.000,00,
piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Harapan II : Uang pembinaan Rp500.000,00,
piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Harapan III—X : Uang pembinaan Rp250.000,00,
piagam, dan buku-buku terbitan Badan Bahasa
Informasi lebih lanjut hubungi:
Derri Ris
Riana (081348581000)
Winarti
(081520993404)